Uploaded byNurus Syifaul Muhtar 0% found this document useful 0 votes1K views6 pagesDescriptionqwqwCopyrightยฉ ยฉ All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes1K views6 pagesAyat Dan Hadist KebudayaanUploaded byNurus Syifaul Muhtar DescriptionqwqwFull descriptionJump to Page You are on page 1of 6Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 4 to 5 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
2 Menikah menjalankan sunah Nabi. ููููุงูู ุนููููููู ุงูุตููููุงุฉู ููุงูุณููููุงู ู: {ุงููููููุงุญู ุณููููุชููู ููู ููู ุฑูุบูุจู ุนููู ุณููููุชููู ููููููุณู ู ูููููู}. Nabi saw. Bersabda: โNikah itu sunnahku, siapa yang tidak suka dengan sunnahku maka ia tidak โ Hadits tentang kebudayaan. Islam memiliki ketentuan, namun Indonesia juga memiliki budaya yang diwariskan oleh nenek moyang. Kadang, selalu ada perdebatan antara boleh atau tidak melestarikan budaya tertentu di samping aturan agama. Ada yang bersikeras melarang, ada juga yang memperbolehkan. Namun tentu saja keduanya tetap tidak bisa dipisahkan karena kita adalah orang Indonesia yang beragama Islam. Lalu, sebenarnya bolehkah budaya tetap dilestarikan?Bagaimana pula pandangan agama Islam mengenai kebudayaan? Sebenarnya dalam hadits dan dalil shahih ada banyak petunjuk mengenai hal ini. Bila kita mempelajarinya, tentu kita akan mengetahui apa yang harus karena itu pada kesempatan ini kami ingin membagikan daftar kumpulan hadits dan dalil shahih tentang kebudayaan yang dirangkum dari berbagai sumber. Bacaan lafadz dan doa haditsnya bisa disimak di pembahasan Hadits Mengenai Kebudayaan1. Budaya Pernikahan2. Syariat Islam3. Budaya dalam MinumKumpulan Hadits Mengenai KebudayaanSimak langsung kumpulan daftar hadits yang menjelaskan tentang pandangan agama Islam terhadap kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia dan masih dilestarikan hingga kini. Ditulis dalam bahasa Arab, latin, dan Budaya PernikahanAisyah Radhiyalahu anha menceritakan โSesungguhnya pernikahan pada masa jahiliyah ada empat macam. Pernikahan sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang sekarang. Yaitu seseorang datang meminang wanita atau anak gadis kepada walinya, lalu ia memberi mahar kepadanya kemudian menikahinyaโ.2. Syariat Islamุจุงุจ ููุฌููุจู ุงู ูุชูุซูุงูู ู ูุง ููุงูููู ุดูุฑูุนูุง ุฏูููู ู ูุง ุฐูููุฑููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ู ููู ู ูุนูุงููุดู ุงูุฏููููููุง ุนูููู ุณูุจูููู ุงูุฑููุฃููู Artinya, โBab Kewajiban Mengikuti Sabda Nabi yang Berupa Syariat, Bukan Pernyataan Beliau tentang Kehidupan Dunia Menurut Pendapatnya. Lihat Abรป al-Hajjรขj Muslim, Saแธฅiแธฅ Muslim, [Beirut Dรขr al-Jรฎl, j. 7, h. 953. Budaya dalam Minumุณูุฃูู ููููู ุจ ูุงููููู ู ููููุจ ูุจ ุฃูุฎ ูููููููุงุจูููููููุจ ูุฑ ุฃูุฎ ูุงูู ุงูุทูู ูููู ุฃูุจ ููุฏุซู ูู ุญ ูู ูู ุฃููููู ุงูููู ู ููุณ ุจ ูุฃูู ูููู ุน ุฉููู ุฃูููุจ ุทูููุญ ูุจุง ููููููู ูุฏูุจููู ุน ูุจููููุญูุณุฅูููุนุงูู ู ุง ูุญ ู ููุฑูุง ููู ูููุจูุฉูุฏูููุจูุนูู ุฃููุจ ููููุช ุฃูุณ ูููู ูููุจููู ุฃููุจ ูู ู ุฉูุทูููุญ ูุฃููุจ ููููุฏ ููุฑููู ููู ุง ููู ูุงูู ุฅ ููููุช ู ุขูู ูููุฃููุช ููุฑ ู ููุชู ููุถู ูุฎ ู ูููููู ุงุงูุจ ููุจ ูุดุฑ ูููุน ุงูููุฑููุณู ุงููููุฉู ุฑูุง ููู ูููุฐูููู ู ูุฅููู ูููุณุฃูู ูู ูู ุฉูู ุทูููุญ ูุงูู ุฃูุจ ูููู ูุช ู ูู ุฑูุญูููููููุจูุณ ุงูููุชูุจูู ูุถุฑ ุง ู ูุง ูุณ ููู ูุฑูููููู ู ูู ูุช ุฅ ูู ูููุช ู ูู ูู ููุณุฑ ููููุช ุช ูุญููDan telah menceritakan kepadaku Abu At Thahir telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku Malik bin Anas dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah dari Anas bin Malik bahwa dia berkata, โSaya pernah menuangkan minuman dari Fadlikh minuman yang terbuat dari campuran kurma muda dan Tamr minuman yang terbuat dari kurma kepada Abu Ubaidah bin Jarrah, Abu Thalhah dan Ubay bin Kaโab, tiba-tiba seseorang datang kepada mereka sambil berkata, โSesungguhnya khamr telah diharamkan.โ Lantas Abu Thalhah berkata, โWahai Anas, berdirilah! Ambil dan pecahlah bejana khamr ini.โ Kemudian saya mengambil gentong milik kami dan saya pukul bawahnya hingga pecah.โKesimpulanSingkat saja, itulah hadits nabi tentang kebudayaan, kebudayaan islam, kebudayaan adalah, contoh kebudayaan islam, kebudayaan islam adalah, kebudayaan islam di indonesia, konsep kebudayaan dalam islam, kebudayaan islam makalah, prinsip kebudayaan Hadits Nabi Tentang KaโbahHadits Tentang Berserah Diri atau TawakalBacaan Doa Setelah Sholat SendirianIn Islam, moral education is education that comes from religious teachings and community culture by creating tranquility, tranquility, and peace in life. In Islamic teachings, we know the term hablumminannas, where we can see well with humans. This is one of the goals of moral education, where humans can relate and do good with others. Because we are supposed to be social beings who will always need other people. In a hadith clearly shows that the Prophet SAW was very fond of people who are noble and people who talk the most. In addition, another hadith also explains that we are commanded to love others, even as we love ourselves. The implementation of this love is to help each other and provide benefits to others. The love that is given to this fellow with the differences that exist, so that it doesn't happen. Abstrak Dalam Islam, pendidikan akhlak merupakan pendidikan yang bersumber dari ajaran agama dan kebudayaan masyarakat dengan tujuan untuk terciptanya ketenangan ,ketentraman dan kedamaian dalam kehidupan. Dalam ajaran Islam, kita mengenal istilah hablum-minannas, dimana kita dituntut untuk berhubungan baik dengan manusia. Hal ini merupakan salah satu tujuan dari pendidikan akhlak, dimana supaya manusia dapat berhubungan dan berbuat baik dengan sesama. PENDAHULUAN Pendidikan akhlak adalah suatu pendidikan yang didalamnya terkandung nilai-nilai budi pekerti, baik yang bersumber dari ajaran agama maupun dari kebudayaan manusia. Budi pekerti mencakup pengertian watak, sikap, sifat, moral yang tercermin dalam tingkah laku baik dan buruk yang terukur oleh norma-norma sopan santun, tata Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 142 HADITS TENTANG PENDIDIKAN AKHLAK DAN PENDIDIKAN SOSIAL Nita Yuli Astuti Budi Sujati UIN Walisongo Semarang STKIP Pangeran Dharma Kusuma Indramayu nitayuliastuti31 budisujati In Islam, moral education is education that comes from religious teachings and community culture by creating tranquility, tranquility, and peace in life. In Islamic teachings, we know the term hablumminannas, where we can see well with humans. This is one of the goals of moral education, where humans can relate and do good with others. Because we are supposed to be social beings who will always need other people. In a hadith clearly shows that the Prophet SAW was very fond of people who are noble and people who talk the most. In addition, another hadith also explains that we are commanded to love others, even as we love ourselves. The implementation of this love is to help each other and provide benefits to others. The love that is given to this fellow with the differences that exist, so that it doesn't happen. Keywords Hadits, Education, Morals, Social Abstrak Dalam Islam, pendidikan akhlak merupakan pendidikan yang bersumber dari ajaran agama dan kebudayaan masyarakat dengan tujuan untuk terciptanya ketenangan ,ketentraman dan kedamaian dalam kehidupan. Dalam ajaran Islam, kita mengenal istilah hablum-minannas, dimana kita dituntut untuk berhubungan baik dengan manusia. Hal ini merupakan salah satu tujuan dari pendidikan akhlak, dimana supaya manusia dapat berhubungan dan berbuat baik dengan sesama. Karena seyogiyanya kita adalah makhluk social yang akan selalu memerlukan orang lain. Dalam sebuah hadits dengan tegas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sangat menyukai orang yang berakhlak mulia dan membenci orang yang paling banyak bicara. Selain itu, hadits lain juga menjelaskan bahwasanya kita diperintahkan untuk mencintai sesama, bahkan seperti mencintai diri sendiri. Implementasi dari rasa cinta ini adalah saling tolong menolong dan memberikan manfaat bagi yang lainnya. Rasa cinta yang diberikan sesama ini dengan mengesampingkan perbedaan yang ada, agar tidak terjadi perpecahan. Kata Kunci Hadits, Pendidikan, Akhlak, Sosial PENDAHULUAN Pendidikan akhlak adalah suatu pendidikan yang didalamnya terkandung nilai-nilai budi pekerti, baik yang bersumber dari ajaran agama maupun dari kebudayaan manusia. Budi pekerti mencakup pengertian watak, sikap, sifat, moral yang tercermin dalam tingkah laku baik dan buruk yang terukur oleh norma-norma sopan santun, tata Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 143 karma dan adat istiadat, sedangkan akhlak diukur dengan menggunakan norma-norma agama. Rasulullah adalah seorang nabi dan rasul yang patut dijadikan teladan oleh manusia atas prilakunya. Rasulullah mempunyai pribadi yang sangat terpuji, salah satunya adalah bahwa Rasulullah memiliki sifat penyayang kepada semua Makhluk Allah, yaitu kepada Manusia, dan Makhluk lainnya. Misalnya binatang. Karena manusia adalah makhluk yang terbaik yang Allah ciptakan, yang diangkat menjadi khalifah di muka bumi dan menjaga kemakmurannya. Sebagai khalifah di muka bumi ini manusia diperintahkan untuk berbuat kebajikan dan dilarang untuk berbuat kerusakan. Rasul memerintahkan kepada manusia agar dapat berlaku baik terhadap makhluk ciptaan Allah salah satunya adalah Binatang. Karena rasulullah juga memperlakukan binantang dengan baik, memeliharanya dengan baik, bahkan rasulullah pun mempunyai sifat kasih sayang terhadap binatang. Rasul pun melarang orang untuk membunuh hewan dengan sembarangan. kaum muslim mencintai hewan merupakan suatu bentuk patuh terhadap agama dan tidak lain perintah dari buruknya akhlak atau budi pekerti seseorang itu merupakan penilaian dari manusia. Parameter ukuran baik buruknya ditentukan oleh norma agama dan norma adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Sedangkan dalam Islam ukuran baik-buruknya akhlak seseorang itu sudah diatur dalam dua sumber utama ajaran Islam yaitu Al-Qurโan dan Hadits. Tujuan dari pendidikan akhlak adalah untuk terciptanya ketenangan , ketentraman dan kedamaian dalam hidup ini karena seorang yang memiliki akhlak yang baik akan senantiasa melakukan yang terbaik bagi dirinya dan masyarakat. Pendidikan akhlak harus diberikan kepada anak didik secara terencana dan sistematis, sesuai dengan konsep-konsep yang telah ditetapkan dalam ajaran syariat Islam. Adapun yang berperan dalam menanamkan dan mewariskan nilai-nilai akhlak Islam disekolah ialah guru, sedangkan dirumah tangga ialah orang tua atau wali anak, sedangkan dilingkungan masyarakat adalah pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat Ahmad, Implementasi Akhlak Qurโani. Bandung PT Telekomunikasi Indonesia, 2002. Hal. 34 Usiono, Potret Rasulullah sebagai Pendidik, Jurnal ANSIRU Vol. 1 Juni 2017 , Hal. 20 Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 144 yang memiliki pengaruh pada umatnya. Hal ini sesuai dengan misi Nabi Muhammad SAW yaitu penyempurna akhlak sebagaimana dalam sebuah hadits ๎ซ๓ฐ๓ฐ๏๎ซ๏๎๎๎ง๓ฐ๎ฉ๎ฝ๎ดฟ๎ง๎บฆ๎๎ง๎นธ๎ฉ๎ช๏๎ง๏๎ณ๏๎ฉ๏๎๎จ๎ตก๎ถถ๎ฉ๎ต๎จ๎ถ๎๎ดฟ๎ง๏๎ณ๎ช๏๎ณ๎พ๎ ๎๎๎ง๓ฐ๎ณ๎ช๎ปท๎ง๎บน๎ง๎ก๎๎ฉ๎ธฆ๎ซ๎ถฆ๎ง๎นณ๎ง๓ฐ๎๎จ๎ฑณ๎ณ๎ช๎ฑฒ๎ฑฑ๎๎๏๎ณ๎ช๏ฟ๎ง๎บฆ๎๎ฉ๎ฑณ๎ณ๎ช๎ฑฒ๎ฑฑ๎๎๎จ๎๎ปค๎บน๎๎๎ง๎๎ดฟ๎ง๎ท๎๎๎ง๎๎ดฟ๎ง๎ท๎๎๎ผฒ๎ผ๎ง๎บ๎จ๎ธซ๎๓ฐ๎ฉ๓ฐท๓ฐ๎ผ๎๎ซ๎บ๎ง๎ต๎๎ฉ๎๏๎ง๏ Artinya Dari Abu Hurairah berkata Rasulullah Saw bersabda Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang saleh baik. HR. Bukhari Kata Hablun Min Annaas berasal dari kata Hablun, artinya hubungan atau ikatan, kata Min, artinya dari atau bisa mengandung pengertian dengan, dan kata Annaas, berarti manusia. Kemudian diartikan secara menyeluruh menjadi hubungan dengan manusia. Hubungan ini di tujukan antara manusia dan manusia lainnya. Islam adalah Ad-Dien yang sangat umatnya untuk membina hubungan yang baik antar sesama manusia. Dalam firman Allah mengatakan ๎๎ณ๎ช๎๎ฉ๎๎๎ ณ๎๎๎ซ๎ปค๎จ๎ท๎ง๎๎ดฟ๎ง๎ต๎ง๎ถณ๎ฉ๎นญ๎๎ง๎นง๎ฉ๎ฎ๎ถ๎ ฝ๓ฐ๎ง๎ถญ๎ง๎ท๎ณ๎ช๎ก๎๎ดฟ๎ค๓ฐ๎ซ๎ปค๎จ๎ต๎จ๎บผ๎๎ซ๓ฐ๎จ๏ป๎๎ถฐ๎ซ๎นณ๎ง๎ต๎ง๎ธ๎ง๎ก๎๏ต๎๏ก๎ซ๏ฒ๎จ๎๎ณ๎ช๎ก๎๎ฆ๏๎ง๏ฌ๎ง๎๎๎ซ๎บ๎ฉ๎ช๎นป๎๎ซ๓ฐ๎จ๏ป๎๎ถฐ๎ซ๎ทฉ๎ง๎นณ๎ง๓ฐ๎๎ดฟ๎ณ๎ช๓ฐ๎ฉ๎๎ ๎จ๎๎ดฟ๎ณ๎ช๎ถฐ๎นญ๎๎๎ดฟ๎ง๓ฐ๎ณ๎ช๓ฐ๎ง๎ดฟ๎ฌ๎๓ฐ๎๎ฉ๎ฑณ๎๎ช๎ฑฒ๎ฑฑ๎๎๎ง๎ท๎ซ๎ถฐ๎ฉ๎ต๎๎ซ๓ฐ๎จ๏ป๎ง๎นป๎ง๏๎ซ๏ฌ๎ง๎๎ ๎๎ฅ๏ด๎ซ๏๎ฉ๎ถญ๎ง๎ธ๎๎ฅ๎พณ๎ซ๎พ๎ฉ๎นณ๎ง๓ฐ๎๎ง๎ฑณ๎๎ช๎ฑฒ๎ฑฑ๎๎๎ณ๎ช๎๎ฉ๎๎ ฐ๎๎ซ๓ฐ๎จ๏ป๎ถบ๎๎ทฉ๎ซ๎ถ๎ง๎ Artinya "Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku, supaya kamu saling mengenal, sesnugguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi allahialah orang yang paling bcrtakwa di antara kamu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." Qs. AI-Hujurat; 13 Munawwir. Kamus Al-Munawwir Indonesia Dan Arab. Surabaya Pustaka Progressif, 2007. Hal. 56. Departemen Agama RI, Al-Qurโan dan Terjemahan. Bandung CV Darus Sunnah, 2015. Hal. 517 Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 145 Ayat ini menerangkan bahwa manusia adalah mahluk bio-sosial, dalam hidupnya manusia tidak dapat terlepas dari kehidupan bersama manusia yang lain. Manusia mempunyai kecenderungan untuk bergaul dan membaur dengan sesamanya. Naluri sebagai mahluk sosial ini menyebabkan manusia sen'antiasa bennasyarakat dalam kehidupan komunal. Dalam ajaran Islam, kita mengenal istilah hablum-minannas, dimana kita dituntut untuk berhubungan baik dengan manusia. Hal ini merupakan salah satu tujuan dari pendidikan akhlak, dimana supaya manusia dapat berhubungan dan berbuat baik dengan sesama. Karena seyogiyanya kita adalah makhluk social yang akan selalu memerlukan orang lain. Apalagi kita sebagai warga negara Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku, budaya, agama dan bahasa. Hal ini menuntut kesadaran untuk melaksanakan pendidikan dini bagi peserta didik agar mampu bersosialisasi dengan baik dan mau menerima perbedaan tersebut. PEMBAHASAN A. Hadits tentang Pendidikan Akhlak I 1. Nash dan Terjemah Hadits ๎๎ข๎ท๎๎ฃ๏ฉ๎ฆ๏๎๎ฃ๎๎ข๎ ๎ดบ๎ข๎ถจ๎ฃ๎นถ๎๎ดบ๎ข๏ ๎ข๏ ๎ณ๎ฅ๎ท๎ข๓ฐ๎๎ก๎๏๎ข ๏๎ค๎ธฆ๎๎ฃ๏ฉ๎ฆ๏๎๎ฃ๎๎ดบ๎ณ๎ฅ๎ถจ๎ข๎ธ๎๎ดบ๎ข๏ ๎ข๏๎ณ๎ฅ๎ท๎ข๓ฐ๎ ๎ณ๎ฅ๎๎ค๎๎ป๎ข๎ท๎ฆ๎ต๎ข ๎ถจ๎ฆ๎นจ๎ป๎๎ก๎๎ป๎ข๏๎ค๏จ๎๎ค๏ฉ๎ฆ๏๎๎ค๎นป๎ข๎บฟ๎ข ๏๎ฆ๎ฝ๎ป๎๎ฃ๏ฉ๎ฆ๏๎๎ฃ๎ท๎ข๓ฐน๎ฆ๓ฐง๓ฐ๎ท๎๎ดบ๎ข๏ ๎ข๏ ๎ณ๎ฅ๎ท๎ข๓ฐ๎๎ข๓ฐ๎ข ๓ฐ๎ดบ๎ข๎บค๎๎ฃ๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๏๎ณ๎ฅ๏บ๎ข๎บก๎๎ค๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๎ข๎๎ป๎ฃ๎บด๎ข๎ ๎ ๎ณ๎ฅ๎๓ฐ๎ท๎๎ก๎ผญ๎ค๎ผ๎ดบ๎ข๓ฐ๎๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ค๎ ๎ค๓ฐ๎ข๓ฐฎ๎ฆ๎ถซ๎ฃ๓ฐบ๎ฆ๏๎ป๎๎ค๏ฉ๎ฆ๏๎๎ค๎ท๎ณ๎ฅ๓ฐน๎ข๏๎ฃ๏๎๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ก๎ท๎ถก๎ค๎ต๎ข๎บด๎๎ฃ๏ฉ๎ฆ๏๎๎ค๎ธก๎ค๎ฅ๎ตฟ๎ข๎ ๎๎ฃ๎ท๎ฆ๎ถจ๎ข๎ต๎๏ถ๎ค๏๎ข๏ณ๎ณ๎ฅ๎ท๎ข๓ฐ๎๎ข๓ฐ๎ณ๎ฅ๎ปฒ๎ข๎บด๎ข๎๎๎ค๎ธก๎ฆ๎ถก๎ข ๎นฎ๎ข๓ฐ๎๎ฆ๎ตฟ๓ฐ๎ท๎ ๎ณ๎ฅ๎๎ณ๓ฐธ๎ข๎๎๎ดบ๎๎ท๏๎ข ๏๎ฆ๓ฐ๓ฐ๎ท๎๎ฆ๓ฐ๎ฃ๏ถ๎ข๎ถซ๎ค๎บด๎ดบ๎ข๓ฐ๓ฐ๎ท๎๎ค๎ธฅ๎ข๎นถ๎ดบ๎ข๎ถก๎ค๎ทค๎ฆ๎นจ๎ป๎๎ข๎๎ฆ๎ป๎ข ๎ตธ๎๎ดบ๎๎บฟ๎ค๎นฎ๎ฆ๏ซ๎ข๏ฟ๎๏ฎ๎ค๎ฅ๏๎ค๎นถ๎๎ฆ๓ฐ๎ฃ๏ถ๎ค๎ตฟ๎ข๎บ๎ฆ๎ท๓ฐ๎ท๎ข๎๎ ๎ณ๎ฅ๓ฐ ๎ข ๓ฐฑ๎ณ๎น๎๎ฆ๓ฐ๎ฃ๏ถ๎ค๎ฅ๎ถจ๎ข๎ธ๓ฐ๎ท๎ ๎ฆ๎นป๎ค๎นถ๎ ๎ณ๎ฅ๎๎ณ๎น๎๎ข๎๎ดบ๎ข ๎ท๎๎ณ๎ฅ๓ฐ ๎ข ๓ฐฑ๎ณ๎น๎๎ฆ๓ฐ๎ฃ๏ถ๎ข๎บค๎ข๎ต๎๎ฃ๓ฐบ๎ฆ๏๎ป๎ข๎๎๎ข๎๎ป๎ฃ๎ท๎ค๎ฅ๎ท๎ข๎ป๎ข๓ฐ๎ฃ๓ฐบ๎ฆ๏๎ป๎ข๎๎๎ข๎๎๎ฃ๎ ๎ดบ๎ข๓ฐ๎ฆ๏ฏ๎ณ๎ฅ๏๎นจ๎ป๎๎ค๎ธฅ๎ข๎นถ๎ดบ๎ข๎ถก๎ค๎ทค๎ฆ๎นจ๎ป๎๎ข๎๎ฆ๎ป๎ข ๎ตธ๎๎ดบ๎๎บฟ๎ค๎นฎ๎ฆ๏ซ๎ข๏ฟ๎๏ฎ๎ค๎ฅ๏๎ค๎นถ๎๎ฆ๓ฐ๎ฃ๓ฐ๎ข๎ท๎ข๎ต๎ฆ๎ตฟ๓ฐ๎ท๎ข๎๎๎ดบ๎ข๎ถซ๎ฆ๏๎ค๏๎ข๓ฐ๎๎ฆ๎ท๎ข๎ท๎๎ค๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๎ข๎๎ป๎ฃ๎บด๎ข๎ ๎๎ดบ๎ข๓ฐผ๎๎ป๎ป๎ฃ ๎นจ๎ดบ๎ข๎ท๎๎ข๎๎ป๎ฃ๎ทค๎ค๓ฐ๎ฆ๓ฐต๎ข๎ทฅ๎ข ๎ถฎ๎๓ฐ๎ท๎๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ผ๎ดบ๎ข๎ถจ๎ฆ๎นจ๎ป๎๓ฐ ๎ค๓ฐ๎ข๎๎๏ผ๎ข๓ฐพ๓ฐ๎ค๓ฐ๎๎ป๎ฃ๎ตฟ๓ฐ๎ท๎๎ข๎๎ดบ๎ข๎ท๎๎ข๎๎๎ฃ๏ฏ๎ค๎ฅ๏๎ข๎น๎ข๎ถฎ๎ฃ๓ฐบ๎ฆ๏๎ป๎๎ข๎๎ดบ๎ข ๎ท๎๎ข๎๎ป๎ฃ๎ทค๎ค๓ฐ๎ฆ๓ฐต๎ข๎ทฅ๎ข ๎ถฎ๎ฃ๓ฐบ๎ฆ๏๎ป๎๎ดบ๎ข๓ฐ๎ข ๓ฐ๎๎ข๎๎ป๎ฃ ๎ท๎ค๎ฅ๎ท๎ข๎ป๎ข๓ฐ๎ฃ๓ฐบ๎ฆ๏๎ป๎ข๎๎๎ข๎๎๎ฃ๎ ๎ดบ๎ข๓ฐ๎ฆ๏ฏ๎ณ๎ฅ๏๎นจ๎ป๎๎ข๎ฝ๎ข๎ผญ๎ฆ๎ผ๎ข๎บ๎ฃ๎ธฆ๎๓ฐ ๎ค๓ฐฒ๎๎ข๎๎ข๎ ๎ข๎๎๎ค๎ธก๎ฆ๓ฐ๎ข๎ป๎ฆ๎นจ๎ป๎๎ป๎ข๎ท๎ข๎ธฆ๎๎ฆ๎นป๎ค๎นถ๎๎ ๏ฆ๏น๎ค๏ ธ๎ข๎ต๎๎ ๎นป๎ข๎บฟ๎ข๎ธ๎๎ ๏๏น๎ค๎ท๎ข๓ฐ๎๎ป๎ข๎ท๎ข๎ธฆ๎ข๎๎๎ข๓ฐ๎ข ๓ฐ๎ดบ๎ข๎บค๎ข๎ท๎๎ค๏ฉ๎ฆ๏๎๎ค๎๎ข๎ ๎ดบ๎ข ๎ถจ๎ฃ๓ฐบ๎ฆ๏๎ป๎๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ข๏๏น๎ค๎ท๎ข ๏๎ฆ๎ฝ๎ป๎๎ป๎ข๎ท๎ข๎ธฆ๎๎ฆ๎นณ๎ฃ๓ฐ๎ฃ๓ฐ๎ฆ๎ต๎ข ๎ตฟ๎๎๎๎ข๎ต๎๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ค๎ธก๎ถก๎ค๎ท๎๎ฆ๏๎ฃ๏ง๎ฆ๏๎ข๎ฟฑ๎๎ฆ๓ฐ๎ข๓ฐ๎ข๎๎๎ข๓ฐ๎ณ๎ฅ๎ปฒ๎ข๎บด๎ข๎๎๎ค๎ธก๎ฆ๎ถก๎ข ๎นฎ๎ข๓ฐ๎๎ฃ๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๏๎ณ๎ฅ ๏บ๎ข๎บก๎๎ค๎ฅ๏ฎ๎ค๏๎ณ๎ฅ๎ถซ๎นจ๎ป๎ ๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ก๎ผญ๎ค๎ผ๎ดบ๎ข๓ฐ๎๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ค๎ ๎ค๓ฐ๎ข๓ฐฎ๎ฆ๎ถซ๎ฃ๓ฐบ๎ฆ๏๎ป๎๎ค๏ฉ๎ฆ๏๎๎ค๎ท๎ณ๎ฅ๓ฐน๎ข๏๎ฃ๏๎๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ค๏ฉ๎ฆ๏๎๎ค๎ธก๎ค๎ฅ๎ตฟ๎ข๎ ๎๎ค๎ท๎ฆ๎ถจ Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 146 ๎ข๎น๎ฆ๓ฐ๎นจ๎ป๎๎ข๎ป๎ฃ๎ธฆ๎๎ฃ๎ ๎ดบ๎ข๓ฐ๎ฆ๏ฏ๎ณ๎ฅ๏๎นจ๎ป๎ข๎๎ ๎ณ๎ฅ๏๎ข๎พณ๓ฐ๎ท๎๎ป๎ข๎ท๎ข๎ธฆ๎ข๎๎๎ก๎ท๎ถก๎ค๎ต๎ข๎บด๎๎ค๎๏๎ข ๓ฐ๎ข๓ฐ ญ๎ฆ๎นจ๎ป๎๓ฐ ๎ค๓ฐ๎๎ค๎๎ดบ๎ณ๎ฅ๎ถซ๎นจ๎ป๎๏๎ข ๏บ๎ข๓ฐ๎๎ฃ๎๎ข๎๎ดบ๎ข๎ป๎ข๏ ๎ข๏น๎๎๎ค๓ฐฅ๎ณ๎ฅ ๓ฐ๎ป๎ ๎ฃ๎๎ค๎ฅ๎ท๎ข๎ป๎ข๓ฐ๎ฃ ๓ฐบ๎ฆ๏๎ป๎ข๎๎๎ค๎๏๎ข ๓ฐ๎ข๓ฐ ญ๎ฆ๎นจ๎ป๎๎ฃ๏ฏ๏๎ค๎ถฑ๎๎ฆ๎นณ๎ค๓ฐ๎ฆ๓ฐต๎ข๎นฎ๎ข๓ฐ๎๎๎ฃ๎ท๎ฆ๏ ๎ข๏น๎ข๎ Artinya โ Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Al Hasan bin Hirasy Al Baghdadi], telah menceritakan kepada kami [Habban bin Hilal], telah menceritakan kepada kami [Mubarak bin Fadlalah], telah menceritakan kepadaku [Abdu Rabbih bin Sa'id] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari kiamat ialah orang yang akhlaknya paling bagus. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak bicara kata-kata tidak bermanfaat dan memperolok manusia." Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling banyak bicara itu?" Nabi menjawab "Yaitu orang-orang yang sombong." Berkata Abu Isa Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Hurairah dan ini merupakan hadits Hasan Gharib melalui jalur ini. Sebagian mereka meriwayatkan hadits ini dari [Mubarak bin Fadlalah] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir] dari Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam namun tidak disebutkan didalamnya dari Abdu Rabbih bin Sa'id dan riwayat ini lebih shahih dan bergosip banyak omong dan ngomong yang mengintai orang untuk berbicara dan membenci mereka.โ2. Analisis Kualitas Hadits Kualitas sebuah hadits dapat ditentukan dengan melakukan dua cara, yakni tashih dan iโtibar, yang keduanya memerlukan takhrij terlebih dahulu. Tashih dengan menentukan kualitas hadits berdasarkan kajian dirayahnya dengan menilai rawi dan sanad. Iโtibar yaitu menentukan kualitas hadits berdasarkan kitab hadits, berdasarkan syarahnya dan berdasarkan pembahasan kitabnya. Takhrij adalah menunjukkan tempat hadits pada sumber aslinya yang mengeluarkan hadits tersebut dengan sanadnya dan menjelaskan dan menjelaskan derajatnya ketika diperlukan. Muhamad bin Isa At-Tirmidzi, Jamiโut Tirmidzi, Hadits No. 6009 Bab. Berbakti dan menyambung silaturrahim. Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta Pustaka Al-Kautsar, 2012. Hal. 189. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 147 Setelah penyusun melakukan takhrij pada hadits di atas, penyusun menemukan 17 hadits serupa yang tersebar dalam 15 kitab hadits. Dengan demikian terdapat beberapa jalur periwayatan hadits tersebut. Berikut ini penjabarannya ๓ฐ๓ฐ๎บ๎ฝบ๎ฝต๎ฝฏ๎๎๎ดฟ๎ทฉ๎ถณ๎ถฐ๏๏๎๎๏๎ฟณ๎๎ปค๎ทช๎นญ๎๎๎บ๎นป๎๏ถ๓ฐ๎ต๎๎ต๎ถ๎ดฟ๎ป๎นญ๎ ๓ฐ๓ฐถ๎ดฟ๎ทฉ๓ฐจ๓ฐข๎๓ฐ๓ฐถ๎ดฟ๎นป๏๏๎๎๎๎ก๎ท๎บผ ๎ฃ๎๎๎ท๎ต๎ถญ๎นญ๎๎๎ตฎ๎ถฆ๎ป๎ฝน๎ฝต๎ฝฏ๎๎๎๎ท๎ต๎ถ๎๏๏๎๎ดฟ๎ถ ๏ฑ๏ ฌ๎ท๎๎บ๓ฐจ๓ฐข๎๏ฎ๏๎ก๎บ๎ท๎๎๎ดฟ๎ถญ๎ธ๎ผ๎๓ฐ๓ฐค๎๏ฎ๏๎ก๎ท๎ถณ๎นญ๎ ๎ดฟ๏ ๏๓ฐซ๓ฐ๎๎๓ฐ๓ฐท๎ผ๎๏ฎ๏๏๏๎๎๎ดฟ๎ถฐ๎นญ๎๎๎๎๎๎๎ท๎นป Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 148 ๎ฃ๎๎ก๎บ๏ข๓ฐถ๓ฐข๎๎๏๏๎บซ๎นญ๎๎๎๎ท๎ท๎๎พณ๎พ๎ป๎ต๎ถ ๎ดฟ๏ ๏๓ฐซ๓ฐ๎๎๓ฐ๓ฐท๎ผ๎๏ฎ๏๏๏๎๎๎ปค๏ผ๏ซ๏ง๎๎ก๎๎ต๎บค๎๎ปค๎ถณ๎นญ๎ ๎ปณ๎ป๎ตบ๎๎บ๎ฝน๎ฝต๎ฝฏ๎๎๏๏๓ฐ๏๏๎๎๎๎๓ฐ๓ฐ ฒ๎นป ๓ฐ๓ฐบ๎๏ด๏๎ป๓ฐจ๓ฐข๎๎๏๏๓ฐ๏๏๎๎๎๎๓ฐ๓ฐ ฒ๎นป Kemudian hadits tersebut dianalisis dengan cara tashih. Pertama penyusun mengidentifikasi para perawi hadits tersebut. Berikut ini hasilnya Ahmad bin Al Hasan bin Khirasy Tabi'ul Atba' kalangan pertengahan Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa Mubarak bin Fadlolah bin Abi Umayyah Tabi'in tdk jumpa Shahabat Abdu Rabbih bin Sa'id bin Qais bin 'Amru Muhammad bin Al Munkadir bin 'Abdullah bin Al Hudair Tabi'in kalangan pertengahan Jabir bin 'Abdullah bin 'Amru bin Haram Berdasarkan data ini, maka kita dapat mengatakan seluruh perawinya โadil, tapi ada beberapa rawi yang memiliki dhabt/ kredibilitas yang kurang dibanding perawi hadist shahih. Hadits ini matannya marfu dan sanadnya muttasil. Kemudian jika ditinjau berdasarkan iโtibar diwan, dapat dinyatakan bahwa kualitas hadits ini adalah hasan gharib. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 149 3. Analisis Isi Kandungan Hadits Hadis diatas dengan tegas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sangat menyukai orang yang berakhlak mulia dan membenci orang yang paling banyak bicara kata-kata tidak bermanfaat dan memperolok manusia. Bahkan Rasulullah menegaskan orang yang berakhlak mulia kelak akan dekat tempat duduknya bersama Rasulullah. Hadits diatas dapat menjadi motivasi yang kuat untuk menjadikan tujuan Pendidikan Islam yang sebenarnya adalah untuk memperbaiki akhlak. Dalam kehidupan manusia, semua hal telah diatur sedemikian rupa dalam agama Islam baik hubungan dengan Allah atau hubungan sesama manusia. Keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain , orang yang memiliki ibadah yang baik harus pula memiliki akhlak yang baik sesama manusia. Ini merupakan bentuk kesempurnaan yang agung dalam Islam. Hadits ini juga menekankan tentang kewajiban menjaga lisan karena dari lisan seseorang akan menimbulkan dua hal yaitu kebaikan atau kejelekkan. Maka kita sebagai manusia harus mengatakan hal yang baik-baik kepada orang lain dan meninggalkan kata-kata yang kurang bermanfaat . Apalagi perselisihan sering terjadi berawal dari tajamnya lisan seseorang sehingga menimbulkan perpecahan di kalangan umat islam. Maka dari itu kita harus senantiasa memiliki budi pekerti yang luhur, sebagaimana nasehat yang disampaikan oleh Luqman Al-Hakim kepada anaknya dalam QS. Lukman ayat 19 ๎๎ง๎ธณ๎ฉ๎ถ๎ บ๎ปค๎ง๎บฆ๎๎ บ๎บ๎ฉ๎นป๎ ๎ บ๎บ๎จ๎บฉ๎ บ๎ต๎๎ง๎ก๎๎ง๎ธณ๎ฉ๎ถฆ๎ บ๎ป๎ง๎นป๎๎ บ๓ฐ๎ฉ๓ฐค๎๎ บ๎ท๎ฉ๎บซ๎ บ๎ท๎๎ง๎ก๎ฐ๎๎๎ฉ๏ด๎ บ๏๎ฉ๏ผ๎ง๏ฌ๎ บ๏ง๎๎๎จ๎๎ บ๎ปค๎ง๎บซ๎ง๎นญ๎ ๎ฉ๎๎๎ง๎ปค๎ บ๎บฆ๎ง๏๎ บ๏๎๎๎ง๏๎ง๏ป๎ บ๎ถ๎ง๎๎๎ณ๎ช๎๎ฉ๎๎ Artinya โDan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.โ Dalam hadits di atas memerintahkan kita untuk menjadi pribadi yang rendah hati dan tidak angkuh. Ciri-ciri orang yang rendah hati adalah sederhana dalam berjalan dan berbicara. Sederhana atau wajar dalam berjalan dan berbicara bukan berarti berjalan dengan menundukkan kepala dan berbicara dengan lunak. Akan tetapi, maksudnya ialah berjalan dan berbicara dengan sopan dan lemah lembut, sehingga Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 150 orang merasa senang melihatnya. Adapun berjalan dengan sikap gagah dan wajar, serta berkata dengan tegas yang menunjukkan suatu pendirian yang kuat, tidak dilarang oleh agama. Akan tetapi kemajuan ilmu pengetahuan, tehnologi yang begitu cepat di negara kita ini, disamping mendatangkan manfaat yang banyak, juga dapat menimbulkan dampak yang negatif bagi perkembangan bangsa ini. Hal ini ditandai dengan begitu cepatnya pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia secara vulgar terutama bagi kaum mudanya, tanpa memperhatikan, memperhitungkan apakah budaya itu sesuai dengan kepribadian bangsa, norma sosial apalagi norma agama. Dalam hitungan waktu yang relatif singkat, budaya itu merasuk dalam jiwa anak-anak muda, pelajar, mahasiswa, sehingga benih-benih yang sifatnya negatif seperti kenakalan remaja, perkelahian antar pelajar, keterlibatan pelajar dalam narkoba, mencuri, dan sebagainya, hal tersebut selalu menghiasi surat kabar, media televisi kita. Selain , banyak sekali kasus-kasus seperti bullying di sekolah. Bullying merupakan suatu kejadian yang seringkali tidak terhindarkan terutama di sekolah. Bullying adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok, suatu perilaku mengancam, menindas dan membuat perasaan orang lain tidak nyaman. Seseorang yang bisa dikatakan menjadi korban apabila dia diperlakukan negatif secara sengaja membuat luka atau ketidak nyamanan melalui kontak fisik, melalui perkataan atau dengan cara lain dengan jangka waktu sekali atau berkali-kali bahkan sering atau menjadi sebuah pola oleh seseorang atau lebih. Bullying seringkali terlihat sebagai bentuk-bentuk perilaku berupa pemaksaan atau usaha menyakiti secara fisik maupun psikologis terhadap seseorang atau kelompok yang lebih โlemahโ oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempersepsikan dirinya lebih โkuatโ. Perbuatan pemaksaan atau menyakiti ini terjadi di dalam sebuah kelompok misalnya kelompok siswa satu sekolah. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang berpegang pada moralitas tak bisa lain kecuali dari pendidikan, khususnya pendidikan agama. Sebab, moralitas yang Harun Nihaya , bullying di sekolah Dari diakses pada tanggal 18 Oktober 2021. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 151 mempunyai daya ikat masyarakat bersumber dari agama, nilai-nilai agama dan norma-norma agama. Itu semua merupakan problema yang harus dipecahkan oleh semua pihak baik dari orang tua, guru, masyarakat, dan pemerintah secara bersama-sama sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dalam hal ini sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar yaitu mengemban misi moral dan memperbaiki akhlak peserta didiknya dengan melalui pelajaran agama Islam. Guru merupakan salah satu orang yang paling berpengaruh dalam mendewasakan anak didik agar menjadi anggota masyarakat yang berguna dan memiliki kepribadian yang mencerminkan akhlak yang mulia. B. Hadits tentang Pendidikan Akhlak II 1. Nash dan Terjemah Hadits ๎๎ดบ๎ข๓ฐ๓ฐ๎ท๎ ๎ฃ๎ต๎ฆ๎ต๎ค๓ฐ๎ข๓ฐผ๎๎๎ดบ๎ข๎ท๎๎ค๎บฌ๎ข๓ฐน๎ฆ๓ฐ๓ฐ๏๎ฆ๏๎ป๎ ๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ฃ๎ธฅ๎ข๎ถจ๎ฆ๎ต๎ฃ๎บท๎๎ดบ๎ข๓ฐ๓ฐ๎ดฝ๎ข๏ ๎ฆ๏๓ฐ๎ท๎๎ข๎๎ดบ๎ข๎ท๎๎ข๎๎ฃ๎๎ป๎ข๎๎๎ป๎ฃ ๎ตฟ๓ฐ๎ท๎๎ดบ๎ข๏ ๎ข๏ ๎ณ๎ฅ๎ท๎ข๓ฐ๎๎ข๎๏๎ข ๏๎ฆ๎ถก๎ข๎ต๎๎ฃ๏ฉ๎ฆ๏๎๎ฃ๎๎ป๎ฃ๓ฐน๎ฆ๏๎ข๏๎๎ดบ๎ข๏ ๎ข๏ ๎ณ๎ฅ๎ท๎ข๓ฐ๎๎ก๎นข๎ค๎ตต๎ป๎ข๎๎๎ฆ๏๎๎ค๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๎ค๎ท๎ฆ๎ถจ๎ข๎ต๎ ๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎ ๎ก๎๎๎ฃ๏ฑ๎ฆ๓ฐพ๎ข๎นถ๎ ๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎ ๎ฃ๎ฟ๎ค๎ฅ๎ท๎ข ๏ง๎ฃ๏บ๎๎ฆ๓ฐ๎ฃ๓ฐ๎ฃ๎ ๎ดบ๎ข๎ถก๎ค๎ทฟ๎๎ข๓ฐ๎ณ๎ฅ๎ปฒ๎ข๎บด๎ข๎๎๎ค๎ธก๎ฆ๎ถก๎ข๎นฎ๎ข๓ฐ๎๎ฃ๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๏๎ณ๎ฅ๏บ๎ข๎บก๎๎ค๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๎ฃ๎๎ป๎ฃ๎บด๎ข๎ ๎๎ข๎๎ดบ๎ข๎ท๎๎ข๎๎ดบ๎ข๎ท๎๎๎ก๎บ๎ฆ๓ฐน๎ข๓ฐ๎๎ค๏ฉ๎๎ค๓ฐ๎๎ป๎ฃ ๎ตฟ๓ฐ๎ท๎๎ข๎๎ดบ๎ข๎ท๎๎ดบ๎๎ป๎ค๎ฅ๎ธ๎ข๎ทฅ๎ข ๎ถฎ๎ฃ๎นถ๎๏๎ข๏๎ข๎๎๎ดบ๎๎ป๎ค๎ธ๎ดบ๎ข๎ท๎๎ข๓ฐ๎ณ๎ฅ๎ปฒ๎ข๎บด๎ข๎๎๎ค๎ธก๎ฆ๎ถก๎ข๎นฎ๎ข๓ฐ๎๎ฃ๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๏๎ณ๎ฅ๏บ๎ข๎บก๎ ๎ณ๎ฅ๏ฎ๎ค๏๎ณ๎ฅ๎ถซ๎นจ๎ป๎ ๎ฆ๎นป๎ฃ๎น๎ข๎ตธ๎๎ฆ๓ฐ๎ข๓ฐ๎ข๎๎๎ดบ๎๎ท๏๎ข ๏๎ฆ๓ฐ๓ฐ๎ท๎๎ฆ๓ฐ๎ฃ๏ถ๎ฃ๎ถซ๎ค๎บด๎ดบ๎ข๓ฐ๓ฐ๎ท๎๎ป๎ข๎ท๎ข๎ธฆ๎๏ผ๎ข๓ฐพ๓ฐ๎๎ ๎ทฏ๎ถก๎ค๏ง๎ข๏ฅ๎๎ ๎นป๎ข๎บฟ๎ข๎ธ๎๎ ๏๏น๎ค๎ท๎ข๓ฐ Artinya โTelah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah meriwayatkan kepada kami [Abu Dawud] ia berkata, Telah memberitakan kepada kami [Syu'bah] dari [A'masy] ia berkata; Aku mendengar [Abu Wa`il] menceritakan dari [Masruq] dari [Abdullah bin Amr] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bukanlah seorang yang buruk perangainya. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih.โ2. Analisis Kualitas Hadits Kualitas sebuah hadits dapat ditentukan dengan melakukan dua cara, yakni tashih dan iโtibar, yang keduanya memerlukan takhrij terlebih dahulu. Tashih dengan menentukan kualitas hadits berdasarkan kajian dirayahnya dengan menilai rawi dan sanad. Iโtibar yaitu menentukan kualitas hadits berdasarkan kitab hadits, berdasarkan Muhamad bin Isa At-Tirmidzi, Jamiโut Tirmidzi, Hadits No. 1975 Bab. Berbakti dan menyambung silaturrahim. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 152 syarahnya dan berdasarkan pembahasan kitabnya. Takhrij adalah menunjukkan tempat hadits pada sumber aslinya yang mengeluarkan hadits tersebut dengan sanadnya dan menjelaskan dan menjelaskan derajatnya ketika penyusun melakukan takhrij pada hadits di atas, penyususn menemukan 21 hadits serupa yang tersebar dalam 17 kitab hadits. Dengan demikian terdapat beberapa jalur periwayatan hadits tersebut. Berikut ini penjabarannya ๎๎ต๎นป๎ดฟ๓ฐ๎๏๏ฟ๓ฐ๎๎ ๎บ๎ธ๎ถณ๎ป๏๏๎๎๎๓ฐ๓ฐ ฒ๓ฐ๏๏๎๎๏ถ๓ฐ๎ถณ๏ซ๏๎ฃ๎ท๎นป๏ด๏๎นญ๎ ๎ฝซ๎ฝ๓ฐ๓ฐบ๎ถญ๓ฐจ๓ฐข๎๎ข๏ด๏๎น๓ฐ ๎นญ๎๎๏ค๏๎ป๎นญ๎ ๏๓ฐ๎นญ๎ดฟ๎ถฆ๎ป๎นญ๎๎๎๎ก๎๎๎๓ฐ๓ฐท๎ผ๎๎ท๎ถฐ๎ป๎นป ๎๎๏ฒ๏๎นญ๎๎๎ท๎ถฐ๎ป๏๏๎๎๎ดฟ๓ฐ๏ก๏๎๎๎บ๎ธ๎ถญ๎นญ๎ ๎๏ถ๓ฐ๎ต๎นญ๎๎๎ท๏ ๏๎ดฟ๎ป๏๏๎๎๏๎ฟณ๎๎ก๎ผฐ๎ผ๎๎๎บ๎ธญ๏๏๎๎๎๏ด๏๏๎ฝ๎๎๎๎ดฟ๏ฌ๏๎พ Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta Pustaka Al-Kautsar, 2012. Hal. 189. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 153 ๎๎นง๎ตบ๎ดฟ๓ฐ๓ฐ๎๓ฐ๓ฐค๎๎๎๎ปค๎ถ๏๏๎๎๎ดฟ๎ถณ๏บ๏น๏ต๎๎๏ณ๏๎ถฐ๎นญ๎ ๎ปณ๎ป๎ตบ๎๎บ๎ฝน๎ฝต๎ฝฏ๎๎๏๏๓ฐ๏๏๎๎๎๎๓ฐ๓ฐ ฒ๎นป Kemudian hadits tersebut dianalisis dengan cara tashih. Pertama penyusun mengidentifikasi para perawi hadits tersebut. Berikut ini hasilnya Tabi'in kalangan pertengahan Sulaiman bin Daud bin Al Jarud Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa Masruq bin Al Ajda' bin Malik bin Umayyah Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash bin Wa'il Berdasarkan data ini, maka kita dapat mengatakan seluruh perawinya โadil, tapi ada beberapa rawi yang memiliki dhabt/ kredibilitas yang kurang dibanding perawi Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 154 hadist shahih. Hadits ini matannya marfu dan sanadnya muttasil. Kemudian jika ditinjau berdasarkan iโtibar diwan, dapat dinyatakan bahwa kualitas hadits ini adalah hasan shahih 3. Analisis Isi Kandungan Hadits Pendidik guru merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam pendidikan. Guru sebagai pendidik merupakan suatu amanah yang sangat berat untuk dilaksanakan. Dikatakan berat, karena guru harus bisa membimbing dan mengarahkan peserta didiknya ke arah yang positif dan lebih baik, dari semua aspek yang ada pada peserta didik baik dari segi kognitif, afektif, dan guru bisa mengemban amanah sebagai pendidik dengan baik, apabila ia mengerti akan berbagai teori yang menyangkut dirinya yang bertugas sebagai guru. Dalam kaitannya dengan masalah ini, akan dibahas dalam makalah ini berbagai asumsi yang diambil dari sumber utama agama Islam yakni Al-Qurโan dan Al-Hadits. Dalam kedua sumber tersebut terdapat banyak sekali literatur-literatur yang membahas tentang pendidik. Hadis diatas dengan tegas menunjukkan, Rasulullah SAW. Memiliki akhlak yang mulia dan tidak memiliki perangai yang buruk. Sehingga banyak yang mecontoh akhlak mulia beliau tanpa harus disuruh. Dalam perspektif pendidikan Islam, keteladanan uswah merupakan sebuah metode yang sangat efektif diterapkan oleh seorang guru dalam proses pendidikan. Karena keteladanan, hasilnya akan mempengaruhi individu jauh mencapai pada tahap kebiasaan, tingkah laku dan sikap. Sebagaimana dalam firman Allah dalam Surah QS. Al-Ahzaab 21 ๎๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๎ข๏๎ข๏ง๎ข๎๎ข๎๎๎ข๏๎ค๏จ๏๏๎ป๎๎ข๎๎ฆ๎ป๎ข๎ถก๎ฆ๎นจ๎ป๎ข๎๎๎ข๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๎ป๎ฃ๎ธ๎ฆ๎ผญ๎ข๎ผ๎๎ข๎๓ฐ๎ข๓ฐฝ๎๎ฆ๎นป๎ข ๏๎ค ๏๎๎ ๎ธฅ๎ข๎ถซ๎ข๎บฟ๎ข๎ธ๎๎ ๎ฝ๎ข๎ป๎ฆ๎บด๎ณ๎ท๎๎ค๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๎ค๎๎ป๎ฃ๎บด๎ข๎ ๎๓ฐ ๎ค๓ฐ๎๎ฆ๓ฐ๎ฃ๏ถ๎ข๓ฐ๎นจ๎๎ข๎๓ฐ๎ข๓ฐฝ๎๎ฆ๎ท๎ข๎ทค๎ข๎นจ๎ป๎๏ฏ๏๎ค๎ถฑ๎ข๎น๎๎ข๎ฑฎ Artinya โSesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu uswatun hasanah suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.โ [QS. Al-Ahzaab 21] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung Remaja Rosdakarya. 1994. Hal. 74-75. Departemen Agama RI, Al-Qurโan dan Terjemahannya. Bandung CV Darus Sunnah, 2015. Hal. 420 Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 155 Keteladanan dalam proses pendidikan ini juga menjadi tanggung jawab orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak. Dalam proses bimbingan yang dilakukan sejak anak lahir hingga dewasa tidak lepas dari peran orang tua dalam memberikan contoh seperti ibadah, sikap menghormati dan tutur kata yang baik. Maka dalam hal ini, pendidik di sekolah dan orang tua di rumah harus sama-sama bersinergi untuk memberikan keteladanan agar anak memiliki akhlak yang baik. C. Hadits tentang Pendidikan Sosial I 1. Nash dan Terjemah Hadits ๎๎ดบ๎ข๏ ๎ข๏๎ณ๎ฅ๎ท๎ข๓ฐ๎๎ ๎๎ณ๎ฅ๎ท๎ข๎บฟ๎ฃ๎นถ๎๎ดบ๎ข๏ ๎ข๏๎ณ๎ฅ๎ท๎ข๓ฐ๎๎๎๎ข๎๎ดบ๎ข๎ท๎๎ข๎๏จ๎ข ๏๎ฆ๏ง๎ข๏บ๎๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ข๎๎ข๎ธฅ๎ข๎ถจ๎ฆ๎ต๎ฃ๎บท๎๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ข๎๎ข๎ฝ๎ข๎๎ดบ๎ข ๎ถฎ๎ข ๎ท๎๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ข๎ ๎ก๓ฐฅ๎ข ๏๓ฐ๎ท๎๎ค๎ฅ๏ฎ๎ค๏๎ณ๎ฅ๎ถซ๎นจ๎ป๎๎ค๎นป๎ข๎ต๎๎ข๎๎ฃ๎ธก๎ฆ๎ถซ๎ข๎ต๎๎ฃ๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๎ข๏๎ค๓ฐ๎ข๎ ๎๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎ข๎๎๎ข๎๎ข๓ฐ๎ณ๎ฅ๎ปฒ๎ข๎บด๎ข๎๎๎ค๎ธก๎ฆ๎ถก๎ข๎นฎ๎ข๓ฐ๎๎ฃ๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๏๎ณ๎ฅ๏บ๎ข๎บก๎๎ค๎ปถ๎ค๎ฅ๎ปฒ๎ข๎ต๎ฃ๓ฐบ๎ฆ๏๎ป๎๎ก๏๎ฆ๏๎ข๎บฟ๎ฃ๎ธ๎๎ดบ๎ข๏ ๎ข๏๎ณ๎ฅ๎ท๎ข๓ฐ๎๎๎๎ข๎๎ดบ๎ข๎ท๎๎ข๎๎ฃ๎ฝ๎ข๎๎ดบ๎ข๎ถฎ๎ข๎ท๎๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ข๎ ๎ก๓ฐฅ๎ข๏๓ฐ๎ท๎๎ฃ๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๏๎ณ๎ฅ๏บ๎ข๎บก๎๎ค๎ฅ๏ฎ๎ค๏๎ณ๎ฅ๎ถซ๎นจ๎ป๎๎ค๎นป๎ข๎ต๎๎ข๎๎ข๎๎ดบ๎ข๎ท๎๎ข๎๎ข๓ฐ๎ณ๎ฅ๎ปฒ๎ข๎บด๎ข๎๎๎ค๎ธก๎ฆ๎ถก๎ข๎นฎ๎ข๓ฐ " ๎๎ค๎ธก๎ค๎บฟ๎ฆ๎ทฅ๎ข๎ถซ๎ค๎นจ๎ ๎ณ๎ฅ๎ตฉ๎ค๏ง๎ฃ๏บ๎๎ดบ๎ข๎นถ๎๎ค๎ธก๎ถก๎ค๎ทฟ๓ฐ๏๎ค๏๎ ๎ณ๎ฅ๎ตฉ๎ค๏ง๎ฃ๏บ๎๏จ๎ณ๎ฅ๏๎ข๎ธ๎๎ฆ๓ฐ๎ฃ๓ฐ๎ฃ๎ท๎ข๓ฐ๓ฐ๎ท๎๎ฃ๎นป๎ค๎นถ๎ฆ๎ป๎ฃ ๎ตธ๎๏๎ข๏. Artinya โTelah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah meriwayatkan kepada kami [Abu Dawud] ia berkata, Telah memberitakan kepada kami [Syu'bah] dari [A'masy] ia berkata; Aku mendengar [Abu Wa`il] menceritakan dari [Masruq] dari [Abdullah bin Amr] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bukanlah seorang yang buruk perangainya. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih.โ2. Analisis Kualitas Hadits Kualitas sebuah hadits dapat ditentukan dengan melakukan dua cara, yakni tashih dan iโtibar, yang keduanya memerlukan takhrij terlebih dahulu. Tashih dengan menentukan kualitas hadits berdasarkan kajian dirayahnya dengan menilai rawi dan sanad. Iโtibar yaitu menentukan kualitas hadits berdasarkan kitab hadits, berdasarkan syarahnya dan berdasarkan pembahasan kitabnya. Takhrij adalah menunjukkan tempat Muhamad bin Ismaโil Al-Bukhari, Shahih Bukhari Hadits No. 13 Bab. Adab Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 156 hadits pada sumber aslinya yang mengeluarkan hadits tersebut dengan sanadnya dan menjelaskan dan menjelaskan derajatnya ketika penyusun melakukan takhrij pada hadits di atas, penyususn menemukan 87 hadits serupa yang tersebar dalam 48 kitab hadits. Dengan demikian terdapat beberapa jalur periwayatan hadits tersebut. Berikut ini penjabarannya ๎๓ฐ๓ฐท๏๏๎๎ปป๎ปท๎ป๎นป๎๎ทด๎ถฆ๏ฌ๏ช๎๏๏ฟ๓ฐ๎๎ ๎บ๎ธ๎ถณ๎ป๏๏๎๎๎ท๎ถฐ๎ป๏๏๎๎พณ๎พ๎ต๎ถ Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta Pustaka Al-Kautsar, 2012. Hal. 189. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 157 ๏๓ฐ๎นญ๎ดฟ๎ถฆ๎ป๎นญ๎๎๎๎ก๎๎๎๓ฐ๓ฐท๎ผ๎๎ท๎ถฐ๎ป๎นป ๎๎๏ฒ๏๎นญ๎๎๎ท๎ถฐ๎ป๏๏๎๎๎ดฟ๓ฐ๏ก๏๎๎๎บ๎ธ๎ถญ๎นญ๎ ๓ฐ๓ฐบ๎๏ด๏๎ป๓ฐจ๓ฐข๎๏ค๏๎ถฆ๎นป๎ดฟ๎ป๎นญ๎๎๎ท๎ถฐ๎ป๎นป ๎บ๏๏ฒ๎๏๏ฟ๎บฆ๎ปค๏๏๎๎๏๏ฟ๎ต๎ตฝ๎๓ฐ๓ฐท๎ผ๎๏๎ฟณ๎๎ก๎๎๓ฐ๓ฐค๎๏๏ฟ๎ต๎นญ๎๎๎ท๎บซ๎ทฉ๏๏๎ ๓ฐ๓ฐบ๎๏ด๏๎ป๓ฐจ๓ฐข๎๎ป๎บน๎ก๏๏๎๎๎นธ๎ธ๎ต๏๏๎ ๎๎บ๎ธซ๎ดฟ๎ป๎๓ฐ๓ฐท๏๏๎๎ธช๎ตฝ๎๎๎ท๎ต๎ถญ๎นญ๎๎๎ธช๓ฐฅ๎ถฆ๎ป๏๏๎๎๎บ๎นป๎๏ถ๓ฐ๎ต๎๎ต๎ถ๎๏ฃ๏๎๎ฝซ๎ฝ๎นณ๎ป๎นญ๎ Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 158 ๓ฐ๓ฐท๎บ๎ฝบ๎ฝต๎ฝฏ๎๓ฐ๓ฐถ๎๎ปค๎ต๎นญ๎๎๎๎ปค๎ถฆ๎ป๎นญ๎๎๎บ๎ต๎๎๎ดฟ๎ทฉ๎ถณ๎ถฐ๏๏๎๎๏๎ฟณ๎๎ปค๎ทช๎นญ๎ ๏ณ๏๎ถฆ๎นญ๎ดฟ๏ข๓ฐถ๓ฐข๎๎ธช๎ถฆ๎ท๎ปค๎บซ๎นญ๎๎๎๎ปค๎ถฆ๎บผ๎๓ฐ๓ฐค๎๎๎ปค๎ต๎ถ๎๏๏๎ ๎๎๎ปค๎ต๎ถ๎๏๏๎๎ฝซ๎ฝ๓ฐ๓ฐบ๎ถญ๓ฐจ๓ฐข๎๎ข๎บ๎ต๎บซ๎นญ๎ ๓ฐณ๓ฐ๏๏๎๎๎๎ดฟ๎ถญ๎ต๎นญ๎๎๓ฐ๓ฐท๎ผ๎๏ ๏พ๎ท๓ฐ๎๎บ๎นป๎๎บ๏๏ฒ ๎ฃ๎บ๎ธ๎ป๓ฐจ๓ฐข๎๎ธช๎ถฆ๎ป๓ฐ๏ผ๏ซ๏ง๎๎๓ฐ๓ฐถ๎ดฟ๎นป๏๏๎ ๎ตฎ๎ถฆ๎ป๎ฝน๎ฝต๎ฝฏ๎๎บ๎ตฝ๎บ๎ทช๎ถณ๎นญ๎๎ก๎๎ต๏ผ๏ฐ๏ง๎๎๎๎ดฟ๎ธซ๎ก๎ผ๎๏๎พถ๎ปค๎นป ๎๏๏๏๎ฝ๎๎๏ฎ๏๎๏๏ป๎ถ๎๓ฐ๓ฐท๏๏๎๎ธช๎ถฐ๎ป๎นญ๎ ๎๎ธช๓ฐ๎ดฟ๏ผ๏ฐ๏ง๎๎ก๎๎ธช๎ถฐ๎ป๎นญ๎๎๎นง๎ธซ๎ผ๎๎๎ดฟ๎ทฉ๎ถณ๎ต๎๎๎๎ปค๎บฆ๎ผ๎๎๏ถ๓ฐป๓ฐ๓ฐญ๓ฐ๓ฐ ฒ๎นญ๏๓ฐฎ๓ฐข ๏๏ฟ๎ถฆ๎ทฉ๎ต๓ฐจ๓ฐข๎๏ด๏๎ถญ๎น๓ฐ ๎นญ๎๎๎บ๎ดฟ๎ทช๎ต๎บฉ๎นญ๎ Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 159 ๎พณ๎พ๎ต๎ถ๎๓ฐ๓ฐท๏๏๎๎๎ดฟ๓ฐ๓ฐ๎บฆ๎ผ๎๎๎ดฟ๎ถญ๎ธ๎ผ ๎๎ท๎ธซ๏ก๏๎๎๎๎ดฟ๎ถญ๏๏๎๎๏ฎ๏๏๏๎๎บ๎ตบ๎ดฟ๎ท๏ฃ๏๎๎ก ๎ฃ๎๎ก๎บ๏ข๓ฐถ๓ฐข๎๎๏๏๎บซ๎นญ๎๎๎๎ท๎ท๎๎พณ๎พ๎ป๎ต๎ถ Kemudian hadits tersebut dianalisis dengan cara tashih. Pertama penyusun mengidentifikasi para perawi hadits tersebut. Berikut ini hasilnya Musaddad bin Musrihad bin Musribal bin Mustawrid Yahya bin Sa'id bin Farrukh Tsiqah Mutqin, Hafidz, Imam, Qudwah Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa Syu'bah bin Al Hajjaj bin Al Warad Tabi'ut Tabi'in kalangan tua Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 160 Qatadah bin Da'amah bin Qatadah Anas bin Malik bin An Nadlir bin Dlamdlom bin Zaid bin Haram Berdasarkan data ini, maka kita dapat mengatakan seluruh perawinya โadil, matannya mafru dan sanadnya muttasil. Kemudian jika ditinjau berdasarkan iโtibar diwan, hadits ini berada di dalam kitab Shahih, yang diyakini hanya memuat hadits-hadits shahih. Maka dari semua tinjauan ini, dapat dinyatakan bahwa kualitas hadits ini adalah shahih. 3. Analisis Isi Kandungan Hadits Islam mengajarkan manusia untuk hidup bersosialisasi dengan yang lainnya. Baik itu bersosialisasi di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dengan terciptanya social yang baik di semua tempat, maka akan tercipta ketenangan dan ketentraman. Latar belakang suku, bangsa, agama, dan yang lainnya tidak menjadi penghalang bagi kita untuk saling mengenal dan berteman dengan siapapun. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, khususnya bila dilihat dari segi etnis / suku bangsa dan agama. Konsekuensinya, dalam menjalani kehidupannya masyarakat Indonesia dihadapkan kepada perbedaan โ perbedaan dalam berbagai hal, mulai dari kebudayaan, cara pandang hidup dan interaksi antar individunya. Hadits diatas menjalaskan bahwasanya kita diperintahkan untuk mencintai sesama, bahkan seperti mencintai diri sendiri. Implementasi dari rasa cinta ini adalah saling tolong menolong dan memberikan manfaat bagi yang lainnya. Rasa cinta yang diberikan sesama ini dengan mengesampingkan perbedaan yang ada, agar tidak terjadi perpecahan. Saling menyayangi diantara sesama manusia merupakan salah satu indikator seseorang berakhlak. Dalam hal ini erat kaitannya dengan hubungan sesama manusia atau disebut dengan hablum min-annas. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 161 Islam mengajarkan kedamaian , ketentraman dan persaudaraan. Dengan akhlak yang baik maka akan tercipta persaudaraan dan ketentraman diantara sesama manusia. Akan tetapi akhlak yang buruk akan menimbulkan perselisihan dan perpecahan diantara sesama manusia. Tentu hal iniharus menjadi perhatian besar bagi semua orang untuk senantiasa memperbaiki akhlaknya menjadi lebih baik agar tercipta kemashalatan bersama. D. Hadits tentang Pendidikan Sosial II 1. Nash dan Terjemah Hadits ๎๎ฆ๎ผ๎ข๎บ๎ฃ๎ธฆ๎๓ฐ ๎ค๓ฐฒ๓ฐ๎ท๎๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ค๎๎ดบ๎ณ๎ฅ๎นน๎ณ๎ฅ๎บฟ๎นจ๎ป๎๎ก๓ฐ๎ค๎ฝ๎ดบ๎ข๎บก๎๓ฐ ๎ค๓ฐฒ๓ฐ๎ท๎๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ก๏๎ฆ๏ถ๎ข๎ตฟ๎๓ฐ ๎ค๓ฐฒ๓ฐ๎ท๎๓ฐฟ๎ข ๓ฐฑ๎ฆ๎ป๎ข๎นถ๎๎ก๎ฅ๎ปฎ๎ข๓ฐ๎ฃ๓ฐผ๎๎ฆ๎นป๎ข๎ต๎๎ ๓ฐฑ๎ค ๓ฐ๎ดบ๎ข๎นถ๎๏ถ๎ค๏๎ข๏ณ๎ณ๎ฅ๎ท๎ข๓ฐ๎๎ฃ๎นข๎ถก๎ค๎ต๎ดบ๎ข๓ฐ๎ฆ๓ฐผ๎ณ๎น๎๎ดบ๎ข๏ ๎ข๏๎ณ๎ฅ๎ท๎ข๓ฐ๎ ๎ณ๎ฅ๎๓ฐ๎ท๎๎ข๎ฝ๎ข๎ผญ๎๎ข๎ท๎ ๎ฃ๎บฌ๎ข๎ป๎ข๎ต๎ฆ๎นจ๎ป๎๎ค๎ธก๎ฆ๎ถก๎ข ๎นฎ๎ข๓ฐ๎ ๎ณ๎ฅ๎ท๎ข๎ถฎ๎ฆ๎บท๎ป๎๎ก๎บ๎ตธ๎ค๎บ๎ข๎ป๎ค๎ตฟ๎๏๎ค๓ฐ๎ฆ๏๎ข๏ป๎๎ ๎นข๎ฃ๓ฐ๎ข๎ ๎๎ดบ๎ข๎นน๎ข๎ถซ๎ฆ๓ฐ๎ข ๓ฐฅ๎๎ข๎๎ดบ๎ข๎ท๎๎ข๓ฐ๎ณ๎ฅ๎ปฒ๎ข๎บด๎ข๎๎๎ค๎ธก๎ฆ๎ถก๎ข ๎นฎ๎ข๓ฐ๎๎ฃ๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๏๎ณ๎ฅ๏บ๎ข๎บก๎๎ค๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๎ข๎๎ป๎ฃ๎บด๎ข๎ ๎๎ป๎๏ฏ๎ฆ๏๎ค๎ตฟ๎๎ข๎ท๎ข๓ฐ๎ข๎ป๎๎ข๎ต๎ข๎นฎ๎ข ๎ตฟ๎๎ฆ๎ท๎ข๎ทค๎ข ๎นจ๎๎ฃ๎นข๎ฃ๓ฐ๎ณ๎ฅ๏๏๎ป๎๎ข๎๎ดบ๎ข๎ทค๎ข๎ท๎๎ค๎บฌ๎ข๎ป๎ข๎ต๎ฆ๎นจ๎ป๎๎ฆ๎นป๎ค๎นถ๎๎๎ข๏ฏ๎ณ๎ฅ๏๎นจ๎ป๎๎ฃ๓ฐ๎ฃ๓ฐฝ๎ณ๎ดฝ๎ข๓ฐผ๎๎ฃ๎ต๎ข๎ธจ๎ฆ๎นฎ๎ข๎ตธ๎๎ ๎ตฉ๎ฆ๓ฐ ๎ข๓ฐฝ๎๎ป๎ข๎๎ณ๎ดน๎ข๎ท๎๎ข๎๎ข๏๎ข๏จ๎๎ณ๎ฅ๓ฐ๎ฃ๓ฐผ๎๎ข๎ผ๎ค๏ฑ๎ข๓ฐ๎ข๎ท๎๎ดบ๎ข๓ฐ๓ฐต๎ค๎ท๎๎ข๎๎ข๏ญ๎ข๏๎ข๎ท๎๎ป๎ข๎ท๎ข๎ธฆ๎๎๎ข๓ฐฎ๎ข๎บฟ๎ฆ๎นถ๓ฐ๎ท๎๎ณ๎ฅ๓ฐ๎ฃ๓ฐผ๎๎ฃ๎ธก๎ณ๎ฅ๎ทฅ๎ฃ๎ทฟ๎๓ฐ๏๎ข ๏๎ข๓ฐ๎ข ๓ฐ๎๎ข๏ฏ๎ฆ๏๎ค๎ถจ๎ฆ๎นจ๎ป๎๎ข๎๎ข๏ญ๎ข๏๎ข๎ท๎๓ฐ ๎ค๓ฐฒ๎๎ข๎ต๎ข๎นฎ๎ข๎ตฟ๎๎ข๎๓ฐ๎ข๓ฐฝ๎๎๎ค๓ฐฅ๎ณ๎ฅ ๓ฐ๎ป๎๎ฃ๎นข๎ฆ๎ถฑ๎ค๎นถ๎๎ค๎บฌ๎ข๎ป๎ข๎ต๎ฆ๎นจ๎ป๎๎ฆ๎นป๎ค๎นถ๎ ๎ข๎ตฉ๎ฆ๓ฐ ๎ข๓ฐ ญ๎ฆ๎นจ๎ป๎๎ข๎ตฉ๎ฆ๓ฐ ๎ข๓ฐ ญ๎ฆ๎นจ๎ป๎๎ฝ ๎ข๎ฝ๎ข๎บฟ๎ข๎ท๎๎ค๎ธก๎ถก๎ค๎ทฅ๎ค๎ตฟ๎๎ฃ๓ฐผ๎๎ค๎ฅ๓ฐ๎ฃ๓ฐฝ๎๓ฐ ๎ค๓ฐ๎๎ฆ๎นณ๎ข๎ต๎ข๎ถ๎๎ข๎๎ดบ๎ข๎ทค๎ข๎ท๎๎ป๎๏๎ฆ๏ญ๓ฐ๎ท๎๎ค๓ฐ๎ค๓ฐฉ๎ดบ๎ข๓ฐ๎ข๓ฐผ๎ฆ๎นจ๎ป๎๓ฐ ๎ค๓ฐ๎๎ดบ๎ข๎ถซ๎ข ๎นจ๎ ๎ณ๎ฅ๎๎ณ๓ฐธ๎ข๎๎๎ค๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๎ข๎๎ป๎ฃ๎บด๎ข๎ ๎๎ดบ๎ข๓ฐผ๎๎ป๎ป๎ฃ๎นจ๎ดบ๎ข ๎ท๎๎ฃ๓ฐ๎ข ๓ฐ๎๎ข๎บ๎ข๎ทฅ๎ข๎ต๎ข๎ท๎๎ฃ๓ฐ๎ข ๓ฐ๎๎ฃ๎ฑฎ๎ณ๎ฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎๎ข๏๎ข๏ถ๎ข๎ป๎ข๎ท๎๎ก๎ท๎ค๎ถจ๎ข๎น๎ ๎ค๎พ๎ป๎ข๎๎๎๎ ๏๎ฆ๏ญ๓ฐ๎ท๎๎ก๎ธฅ๎ข๎ถจ๎ฆ๎ป๎ข๎ Artinya โTelah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Sumayya] bekas budak Abu Bakr, dari [Abu Shalih As Samman] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Pada suatu ketika ada seorang laki-laki sedang berjalan melalui suatu jalan, lalu dia merasa sangat kehausan. Kebetulan dia menemukan sebuah sumur, maka dia turun ke sumur itu untuk minum. Setelah keluar dari sumur, dia melihat seekor anjing menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena kehausan. Orang itu berkata dalam hatinya; 'Alangkah hausnya anjing itu, seperti yang baru ku alami.' Lalu dia turun kembali ke sumur, kemudian dia menciduk air dengan sepatunya, dibawanya ke atas dan diminumkannya kepada anjing itu. Maka Allah berterima kasih kepada orang itu diterima-Nya amalnya dan diampuni-Nya dosanya.' Para sahabat bertanya; 'Ya, Rasulullah! Dapat pahalakah Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 162 kami bila menyayangi hewan-hewan ini? ' Jawab beliau 'Ya, setiap menyayangi makhluk hidup adalah berpahala."2. Analisis Kualitas Hadits Kualitas sebuah hadits dapat ditentukan dengan melakukan dua cara, yakni tashih dan iโtibar, yang keduanya memerlukan takhrij terlebih dahulu. Tashih dengan menentukan kualitas hadits berdasarkan kajian dirayahnya dengan menilai rawi dan sanad. Iโtibar yaitu menentukan kualitas hadits berdasarkan kitab hadits, berdasarkan syarahnya dan berdasarkan pembahasan kitabnya. Takhrij adalah menunjukkan tempat hadits pada sumber aslinya yang mengeluarkan hadits tersebut dengan sanadnya dan menjelaskan dan menjelaskan derajatnya ketika penyusun melakukan takhrij pada hadits di atas, penyususn menemukan 17 hadits serupa yang tersebar dalam 15 kitab hadits. Dengan demikian terdapat beberapa jalur periwayatan hadits tersebut. Berikut ini penjabarannya ๏ณ๏๎ถฆ๓ฐจ๓ฐข๎๎๏ญ๏๏ฌ๏ฟ๎๎ธช๎ตฝ๎๎ก๎๎๓ฐถ๓ฐข๎ดฟ๎นป๎๎ต๎ป๎ปค๎นป Muhamad bin Ismaโil Al-Bukhari, Shahih Bukhari Hadits No. 6009 Bab. Adab Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta Pustaka Al-Kautsar, 2012, 189. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 163 ๎ฝซ๎ฝ๓ฐ๓ฐบ๎ถญ๓ฐจ๓ฐข๎๎ข๏ด๏๎น๓ฐ ๎นญ๎๎๏ค๏๎ป๎นญ๎ ๓ฐถ๓ฐข๎ดฟ๎นป๎๎ต๎ป๎ปค๎นป๎๓ฐ๓ฐบ๎ดฟ๎ถญ๓ฐ๎ป๎นญ๎๎๎บ๎ป๏๎ฝ๎๎๏ฎ๏๎๎ท๓ฐพ๏ฃ๏ก๎๎ธช๎ตฝ๎๎ก๎ผฒ๎ผ ๎ฃ๎บ๎ธซ๏ก๏๎๎๎ตฎ๎ต๎บซ๎นป๎๓ฐ๓ฐท๎ผ๎๎ธช๎ตฝ๎๎ก๎ผฒ๎ผ๎๓ฐถ๓ฐข๎ดฟ๎นป๎๎ต๎ป๎ปค๎นป Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 164 Kemudian hadits tersebut dianalisis dengan cara tashih. Pertama penyusun mengidentifikasi para perawi hadits tersebut. Berikut ini hasilnya Musaddad bin Musrihad bin Musribal bin Mustawrid Yahya bin Sa'id bin Farrukh Tsiqah Mutqin, Hafidz, Imam, Qudwah Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa Syu'bah bin Al Hajjaj bin Al Warad Tabi'ut Tabi'in kalangan tua Qatadah bin Da'amah bin Qatadah Anas bin Malik bin An Nadlir bin Dlamdlom bin Zaid bin Haram Berdasarkan data ini, maka kita dapat mengatakan seluruh perawinya โadil, matannya mafru dan sanadnya muttasil. Kemudian jika ditinjau berdasarkan iโtibar diwan, hadits ini berada di dalam kitab Shahih, yang diyakini hanya memuat hadits-hadits shahih. Maka dari semua tinjauan ini, dapat dinyatakan bahwa kualitas hadits ini adalah shahih. 3. Analisis Isi Kandungan Hadits Islam merupakan agama yang sempurna, dimana seluruh aspek kehidupan manusia telah diatur sedemikian rapi. Hal ini karena Islam datang membawa kasih sayang dan rahmat bagi alam semesta. Di antara bentuk rahmat agama ini bahwa ia telah sejak dahulu menggariskan kepada pemeluknya agar berbuat baik dan menaruh belas kasihan terhadap binatang. Prinsip ini telah ditancapkan jauh sebelum munculnya organisasi/kelompok pecinta atau penyayang binatang. Hadits di atas mengisyaratkan bahwa dengan memberikan air kepada binatang saja dapat mengantarkan manusia masuk ke dalam surga. Karena menyayangi binatang adalah bagian dari ajaran agama ini, maka sepanjang sejarah umat Islam, mereka menjaga dan menjalankan prinsip ini dengan baik. Namun ada perbedaan yang Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 165 sangat mendasar antara keumuman kelompok pecinta binatang dengan kaum muslimin dalam hal menyayangi binatang. Kaum muslimin melakukannya karena sikap patuh terhadap perintah agama dan adanya harapan mendapatkan pahala serta takut terhadap azab neraka bila sampai menzalimi binatang. Islam mengatur hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan makhluk Allah yang lainnya. Binatang adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Binatang juga butuh makan dan minum sama seperti manusia. Ketika kita berbuat baik kepada binatang, maka Allah akan memberikan pahala yang berlipat ganda tanpa terkecuali. Selain itu, ketika menggunakan hewan untuk membantu dalam mencari nafkah kita pun harus memiliki adab yang baik terhadapnya. Harus menyayang dan tidak menyiksa tanpa alasan yang dibenarkan, apalagi hewan yang dilarang dibunuh dalam aturan agama Islam. Rasulullah SAW bersabda tentang diazabnya seorang perempuan karena, mengurung seekor kucing sampai meninggal. ๎๎ง๎๎ดฟ๎ง๎ท๎๎ปป๎ปท๎บน๎ก๎๎ธฆ๎ถฆ๎นณ๓ฐ๎๎ฑณ๎๎ช๎ฑฒ๎ฑฑ๎๎๏๏ฟ๎บฆ๎๎ฉ๎ฑณ๎ณ๎ช๎ฑฒ๎ฑฑ๎๎๎ง๎๎ปค๎จ๎บน๎ง๎๎๎ณ๎ช๎๓ฐ๎ผ๎๓ฐ ๎๎ดฟ๎นพ๓ฐ๓ฐ๎ต๎๎ฑณ๎๎ช๎ฑฒ๎ฑฑ๎๎๏๓ฐ๎๎๓ฐ ๎๎ง๎บ๎ง๓ฐพ๎จ๓ฐ๎๎ฉ๏ฎ๎ซ๏๎๎ฉ๎ฑณ๎ณ๎ช๎ฑฒ๎ฑฑ๎๎๎ฉ๎ท๎ซ๎ถญ๎ง๎ต๎๎ซ๎บ๎ง๎ต๎๎๎ฃ๎๎๎๎ฅ๎๓ฐ๎ผ๎ง๏ ฝ๎ซ๏ ฎ๎๎๎ฉ๏๎ง๏ ๎ฉ๎ช๎ท๎จ๓ฐ ๎๎ง๏๏๎ง๎ก๎๎ดฟ๎ง๓ฐ๎ซ๓ฐ๎ง๎นพ๎ง๎ต๎ซ๎ป๓ฐ๎ผ๎๎ง๓ฐ๎ฉ๓ฐบ๎๎ง๏๏๎๎ง๎ง๎๎ดฟ๎ณ๎ช๎ถฐ๎นญ๎๎๎ดฟ๎ง๓ฐ๓ฐบ๎ฉ๎ท๎๎ซ๎ตก๎ง๎นณ๎ง๓ฐ๎ง๎ท๎ง๎ท๎๎ง๎ซ๏๎ง๏๎ดฟ๎ง๎นป๎๏ญ๎ณ๎ช๏๎ง๎ธ ๎๎ดฟ๎ง๓ฐ๎ซ๓ฐ๎ง๎ถฐ๎ง๏ฐ๎ง๏๎๎ฆ๎๎ณ๎ช๎บ๎ฉ๎ธซ๎๓ฐ๎ฉ๓ฐค๎๎๎ง๓ฐ๎ฉ๓ฐบ๎๎ง๏๏๎ง๎ก๎๎ง๎ดฟ๎ง๓ฐ๎ซ๓ฐ๎ง๎ป๎ง๓ฐ๎ง๓ฐ๎๎ซ๎๎ณ๎พ๎๎ดฟ๎ง๓ฐ๎ซ๓ฐ๎ง๎ทฉ๎ง๎บน ๎๎ฉ๎๎ซ๎๓ฐ๏๏๎๎๎ฉ๎๎ดฟ๎ง๎ป๎ง๎ธ๎๎ซ๎บ๎ฉ๎นป๎๎จ๓ฐ๎จ๓ฐ ๎ณ๎ต๎ง๓ฐ๎๎ดฟ๎ง๓ฐ๎ซ๓ฐ๎ง๎น ๎ง๎ผฒ๎ง๎ผ Artinya โDari Abdullah bin Umar ra. Bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda seorang perempuan diazab karena menyiksa seeker kucing yang diikat sampai mati. Allah pun memasukannya ke neraka. Perempuan itu tidak memberikan makan atau minum ketika mengurungnya. Tidak juga membiarkannya mencari makan dari serangga-serangga di bumi.โ Muttafaqun โAlaihi Diantara makhluk ciptaan Allah adalah hewan. Baik hewan, maupun manusia, sama-sama merupakan ciptaan Allah Swt. Allah Swt. memang menakdirkan hewan untuk ditundukkan oleh manusia karena manusia memiliki akal pikiran. Sebagian hewan ada yang memang berbahaya dan manusia harus menjauhinya, tapi ada juga yang Allah takdirkan hewan tersebut dimanfaatkan Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 166 Binatang merupakan makhluk ciptaan Allah, Nabi Muhammad sangan dikenal dengan sifatnya yang sangat menyayangi binatang, salah satu hewan kesukaanya adalah kucing, di dalam suatu hadis diriwayatkan ketika kucingnya sedang tidur di tangannya, beliau tidak membangunkan kucing tersebut, karena Rasul mempunyai sifat penyayang yang luar biasa terhadap hewan, beliau rela merobek pakaiannya demi kucing tersebut. karena binatang juga sama seperti manusia yang mempunyai menganjurkan agar manusia dapat berperilaku dengan baik terhadap binatang, apabila manusia dapat menjaga kelestraian lingkungannya, maka alam pun akan bersahabat dengan nya. namun meskipun Rasul sangat menyayangi semua binatang, tetapi ada riwayat yang menjelaskan bahwa ada binatang yang dianjurkan umatnya untuk dibunuh, terdapat beberapa hadis yang menganjurkan membunuh hewan. Dalam persoalan hadis anjuran membunuh hewan bertentangan dengan sifat Rasulullah yang yang sangat menyayangi hewan dan menganjurkan kepada umatnya agar tidak membunuh hewan dengan sembarangan. KESIMPULAN Hadits yang berkaitan dengan pendidikan akhlak dapat kita temukan pada hadits riwayat Muhamad bin Isa At-Tirmidzi dalam kitab Jamiโut Tirmidzi Hadits No. 6009 Bab. Berbakti dan menyambung silaturrahim. Derajat hadits ini hasan gharib. Dari hadits ini dapat dirumuskan bahwa Rasulullah melarang manusia untuk memperolok-olokkan manusia yang lain. Dalam hal ini manusia diperintahkan untuk menjaga sikap dan lisannya. Selanjutnya terdapat hadits hasan yang berkaitan dengan pendidikan akhlak, yakni hadits yang diriwayatkan oleh Muhamad bin Isa At-Tirmidzi dalam Jamiโut Tirmidzi, ,Hadits No. 1975 Bab. Berbakti dan menyambung silaturrahim. Hadits ini mengisyaratkan pentingnya keteladanan uswah dari seorang pendidik. Dalam perspektif pendidikan Islam, keteladanan uswah merupakan sebuah metode yang sangat efektif diterapkan oleh seorang guru dalam proses pendidikan. Karena Suanto. Larangan menyiksa Binatang, Jurnal Uin Alauddin Makasar vol 8 no 1 2017, 60 Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 167 keteladanan, hasilnya akan mempengaruhi individu jauh mencapai pada tahap kebiasaan, tingkah laku dan sikap. Keteladanan ini harus dilakukan oleh pendidik di sekolah dan orang tua di rumah. Hadits tentang pendidikan sosial terdapat pada hadits yang diriwayatkan oleh Hadits No. 13 Bab. Adab. Kualitas hadits ini adalah shahih. Hadits ini menjelaskan tentang perintah untuk saling mengenal dan mencintai sesama manusia walawpun memiliki latar belakang yang berbeda. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dengan saling mencintai akan menciptakan persaudaraan dan ketentraman dan dengan saling membenci akan menciptakan perpecahan dan perselisihan. Selanjutnya terdapat hadits shahih yang berkaitan dengan pendidikan social lainnya, yakni hadits yang diriwayatkan oleh Hadits No. 6009 Bab. Adab. Hadits ini mengisyaratkan kepada manusia untuk menyayangi semua makhluk ciptaan Allah SWT termasuk binatang. Dalam Islam dijelaskan binatang yang harus dibunuh dan tidak boleh dibunuh. Membunuh binatang pun diperbolehkandengan alasan yang diperbolehkan dan sesuai syariโat islam, bukan dengan tujuan ingin menyakiti dan menyiksa. DAFTAR PUSTAKA Buku Ahmad. Implementasi Akhlak Qurโani. 2002 Bandung PT Telekomunikasi Indonesia. Al-Qaththan, Manna. 2012. Pengantar Studi Ilmu Hadits, Jakarta Pustaka Al-Kautsar Departemen Agama RI. Al-Quran Terjemahan. 2015. Bandung CV Darus Sunnah Munawwir, 2007. Kamus Al-Munawwir Indonesia Dan Arab. Surabaya Pustaka Progressif. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 168 Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung Remaja Rosdakarya. Jurnal & Internet At-Tirmidzi, Muhammad bin Isa. Jamiโut Tirmidzi, Diakses pada tanggal 17 Oktober 2021. Nihaya, Harun. bullying di sekolah Dari diakses pada tanggal 18 Oktober 2017 Suanto. 2017. Larangan menyiksa Binatang. Jurnal Uin Alauddin Makasar Vol. 8 No .1 Usiono. 2017. Potret Rasulullah sebagai Pendidik. Jurnal ANSIRU Vol. 1 No. 1. Dwi Wulan SariNilai akhlak begitu penting ditanamkan bagi peserta didik dari dini agar menciptakan kehidupan yang baik dan mampu menjunjung nilai-nilai agama serta budaya leluhur bangsa. Kurangnya kesadaran posisi sentral dari peserta didik sehingga terdapat pengabaian terhadap akhlak dan karakteristiknya. Karakteristik akhlak menjadi ciri khas yang harus dimiliki oleh peserta didik agar tercipta keselarasan antara bagian pendidikan dan arah yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi tentang aktualisasi hadis terhadap krisis akhlak peserta didik. Metode penelitian dalam penulisan ini menggunakan kualitatif dengan jenis penelitian studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktualisasi akhlak yang sesuai hadis dan harus dimiliki oleh peserta didik meliputi niat, sabar, ikhlas, jujur, tawadhu dan tawakal Unang WahidinAhmad SyaefuddinThe development of science and technology increasingly encourage renewal efforts in the utilization of technology results in teaching and learning process. One of the technology that can be used in teaching and learning process is education media. Educational media used must be adapted to the development and demands of the times. Support the right educational media used in teaching and learning process will facilitate the achievement of learning objectives can be. Therefore, the education media will affect the absence of a complete and appropriate learning information target, and affect the outcome of the learning process. At the beginning of the spread of Islam has been known teaching and learning activities, when the media has been there and education has been applied by the Prophet Muhammad SAW in teaching science and Islamic law to the friends. Some educational media clusters expressed in the Qur'an and al-Hadith, among others Audio education media contained in al-Qur'an letter al-'Alaq 96 verse 1; Al-Isra '17 verse 14; Al-Ankabut 29 verse 45; Al-Muzammil 73 verse 20. In addition, in the hadith there are several terms used to indicate the use of visual media in learning, such as drawings, gravel and fingers. Keyword Media, Education, Islam, Al-QurโanLarangan menyiksa BinatangSuantoSuanto. 2017. Larangan menyiksa Binatang. Jurnal Uin Alauddin Makasar Vol. 8 Rasulullah sebagai PendidikUsiono. 2017. Potret Rasulullah sebagai Pendidik. Jurnal ANSIRU Vol. 1 No. 1.
seCNp.